http://www.ternak.net/2015/12/4-cara-mengawetkan-kulit.html
4 Cara Mengawetkan Kulit
Pengawetan kulit
dilakukan untuk mencegah pertumbuhan dan berkembangbiaknya mikrobia
dalam kulit serta mencegah aktivitas enzim dalam kulit itu sendiri.
Pengerjaan pengawetan yang paling ideal adalah setelah kulit lepas dari
tubuh, pengawetannya segera diproses kalau tidak selama waktu penundaan
pengerjaan akan terjadi denaturasi maupun degradasi dari zat-zat kimia
dalam kulit. Kulit yang baru dilepas dari hewan, perlu dibersihkan dari
kelebihan daging dan lemak yang masih melekat pada bagian subkutis.
Kulit dibersihkan dari sisa-sisa daging dan lemak yang masih tertinggal
melekat dengan menggunakan pisau daring yang tajam, ini dilakukan dengan
hati-hati jangan sampai merusak kulit.
Lemak yang tertinggal didalam kulit dan tidak dibersihkan akan
menyebabkan kerusakan kulit, karena selama pengeringan kulit tersebut
lemak yang tertinggal pada kulit akan mencair dan diabsorbsi kulit
sehingga sukar dihilangkan pada proses pengolahan kulit. Kotoran-kotoran
yang melekat pada kulit dibersihkan dengan mencucinya dengan air yang
bersih, khusus untuk kulit kambing dan domba tidak perlu dicuci karena
akan menambah kelembaban diantara bulu, wool dan korium sendiri yang
akan menyebabkan lemahnya serabut-serabut kulit apabila kulit dipanaskan
atau dikeringkan pada temperatur tinggi.
Metode pengawetan untuk kulit ternak terdiri dari :
- pengawetan secara dikeringkan (air dried). Kulit yang baru dilepas dari tubuh ternak dibersihkan dari sisa daging dan lemak lalu dicuci bersih. Kemudian kulit-kulit disampirkan untuk pengetusan, kurang lebih 30 menit atau sampai air tidak terlalu banyak. Sesudah itu dilakukan pementangan dan penjemuran agar air dapat menguap dengan teratur disemua bagian kulit
- pengawetan kulit secara digaram basah (brining). Kulit yang telah dibersihkan dari sisa daging dan kotoran dimasukkan kedalam larutan garam jenuh (konsentrasi 10%) selama 24 jam. Kemudian direntang dilantai dan digaram dengan berat garam 30% dari berat kulit basah. Setelah 24 jam dapat ditaburi garam lagi sebanyak 20%. Lalu didiamkan beberapa hari hingga air bisa mengalir keluar. Setelah itu baru dilipat dengan bagian daging berada didalamnya.
- pengawetan secara digaram dan dikeringkan. Pengawetan ini menggunakan garam 40 sampai 50% untuk kulit kambing atau pedet dan 30 sampai 40% dari berat kulit segar bersih dari kulit hewan besar. Pemberian garam sebelum dikeringkan dapat dilakukan 1 sampai 2 hari untuk kulit hewan kecil dan 3 sampai 4 hari untuk kulit hewan besar.
- pengawetan secara diasam atau dipikel. Pengawetan kulit dengan mempikel ini dikerjakan untik kulit-kulit yang sudah dihilangkan bulunya. Kepekatan cairan pikel ini diantara 10 sampai 20o Be, sedang pH cairan pikel dibuat kurang lebih 2,5. Sesudah kulit diputar dalam drum atau diremas-remas dengan cairan pikel selama 2 jam lalu diperas. Kemudian kulit dilipat memanjang garis punggung dan dimasukkan dalam tong kayu yang dasarnya telah diberi lapisan garam dapur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar